Istilah “tokenomics” menggambarkan model ekonomi yang didasarkan pada penggunaan aset-aset digital. Tokenomics mencakup banyak elemen yang terkait dengan pembuatan, distribusi, pembelian dan penjualan token.
Tujuan utama dari tokenomics ialah untuk mengelola aset-aset digital dan menciptakan model ekonomi yang mendorong partisipasi dan pertumbuhan komunitas dalam sebuah proyek. Token dapat memiliki fungsi yang berbeda dan digunakan untuk tujuan yang berbeda pula, mulai dari penyediaan akses ke sebuah layanan hingga partisipasi dalam sebuah manajemen proyek.
Beberapa token tertentu disebut sebagai token utilitas, karena token-token tersebut memiliki tujuan khusus dalam ekosistem tertentu. Sebagai contoh, AMP digunakan untuk sistem escrow yang terdesentralisasi, sementara token DeFi Pulse Index dari Index Coop menyediakan reksa dana yang terdesentralisasi untuk token-token DeFi terbaik, seperti yang disebutkan dalam artikel Coin Desk.
Konsep Tokenomics
Pemahaman konsep tokenomics bisa kita mulai dengan mempelajari dua kata utama yang membentuk istilah ini:
Token adalah mata uang kripto apa pun yang beroperasi di blockchain dan diperuntukkan untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu yang penting. Dengan kata lain, token adalah aset digital yang dibuat berdasarkan platform blockchain yang sudah ada dan bekerja dalam ekosistem koin yang lain.
Economics (Wikipedia) adalah ilmu sosial yang mempelajari produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa.
Dengan menggabungkan kedua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tokenomics merujuk pada ekonomi token dan menggambarkan model ekonomi yang didasarkan pada penggunaan aset-aset digital.
Saat ini, tokenomics semakin banyak digunakan dalam konteks manajemen aset dunia nyata atau real-world asset (RWA). Proses tokenisasi melibatkan pembuatan token berbasis blockchain, yang secara digital merupakan aset berwujud (tangible asset). Dalam konteks RWA, tokenisasi membagi aset-aset tersebut menjadi unit-unit yang lebih kecil, berupa token, sehingga dapat diakses oleh lebih banyak investor. Selain itu, setiap token mewakili persentase tertentu dari kepemilikan suatu aset: dari real estate hingga karya seni, barang, dll. Penjelasan detail terkait peran tokenomics dalam pengembangan aturan, protokol, dan mekanisme insentifnya dapat dibaca dalam artikel Medium.
Keuntungan Tokenomics
- Peluang investasi: token dapat digunakan untuk menarik investasi di awal sebuah proyek atau untuk membiayai berbagai tahap pengembangannya.
- Manajemen voting dan pengambilan keputusan: token dapat memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk membuat keputusan strategis dalam sebuah proyek.
- Penghargaan dan insentif: token dapat digunakan untuk memberikan reward kepada pengguna atas partisipasinya dalam proyek, penyelesaian tugas atau pencapaian tujuan tertentu.
- Likuiditas dan pertukaran: token dapat ditukar dengan aset-aset digital lainnya, menyediakan likuiditas serta dapat digunakan untuk berbagai tujuan.
- Peningkatan desentralisasi: tokenomics mendorong partisipasi dan keterlibatan pengguna, memperkuat model manajemen proyek yang terdesentralisasi.
Tokenomics merupakan alat yang efektif untuk menciptakan model ekonomi khusus berdasarkan aset-aset digital yang mendorong pengembngan proyek, investasi, dan partisipasi komunitas. Di dunia dengan teknologi blockchain dan mata uang kripto yang berkembang pesat, tokenomics memainkan peran penting dalam membangun ekonomi digital masa depan. Sekuritas digital yang ditokenisasi diproyeksikan akan mencapai $4 triliun pada tahun 2030.
Perbedaan Antara Token dan Koin
Token dan koin adalah dua istilah utama yang digunakan di dunia mata uang kripto untuk mewakili aset-aset digital. Meskipun istilah-istilah ini mungkin tampak sama dan bahkan dapat dipertukarkan, sebenarnya terdapat beberapa perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Koin (seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple) adalah aset asli atau native di blockchain-nya sendiri. Koin-koin ini dapat digunakan untuk melakukan transaksi, menyimpan nilai, dan tujuan lain dalam ekosistemnya sendiri. Mereka tidak bergantung pada blockchain lain dan dapat eksis secara mandiri.
Sementara token adalah aset digital yang dibuat di atas blockchain lain. Misalnya, di platform Ethereum, di mana di sana banyak proyek membuat token mereka berdasarkan standar ERC-20. Token dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti mendanai proyek melalui ICO, membuat aset digital untuk game, atau mengelola aset dalam aplikasi keuangan terdesentralisasi.
Perbedaan utama antara koin dan token adalah bahwa koin merupakan aset asli di blockchain-nya sendiri, sementara token dibuat di atas blockchain lain menggunakan standar dan protokol tertentu. Token bisa lebih fleksibel dan universal karena dapat dibuat di berbagai platform, sementara koin terbatas pada blockchain-nya sendiri.
Contoh Penggunaan Tokenomics dalam Bitcoin: Berapa Total Pasokan Bitcoin?
Total pasokan bitcoin mengacu pada jumlah bitcoin yang akan tersedia, berdasarkan model pengurangan blok reward yang ditentukan secara algoritmik. Ini adalah salah satu fitur utama mata uang kripto bitcoin, yang membuatnya unik dan terbatas dari segi pasokan.
Pencipta bitcoin, Satoshi Nakamoto, menetapkan batas total pasokan sebesar 21 juta bitcoin dalam protokol bitcoin. Saat blok baru ditambang, reward blok secara bertahap akan berkurang setengahnya melalui proses yang disebut halving. Proses ini terjadi kira-kira setiap 4 tahun, yang menyebabkan penurunan laju produksi bitcoin yang baru.
Dengan demikian, total pasokan bitcoin akan mendekati batas 21 juta bitcoin, yang diperkirakan akan tercapai pada tahun 2140, ketika seluruh 21 juta akan ditambang. Hal ini menciptakan sistem keuangan yang terdesentralisasi dan terbatas yang tidak tunduk pada kontrol terpusat atau penerbitan koin tambahan secara sewenang-wenang.
Keterbatasan total pasokan bitcoin memiliki beberapa konsekuensi dan keuntungan sekaligus:
- Keterbatasan pasokan bitcoin memberikan perlindungan terhadap inflasi dan menjaga nilai aset.
- Pemahaman bahwa total pasokan bitcoin terbatas dapat mendorong permintaan terhadap mata uang kripto ini, dan mempercepat penggunaannya secara luas.
- Keterbatasan pasokan mendorong permintaan terhadap bitcoin, karena jumlah koin yang terbatas dapat bertambah seiring dengan peningkatan popularitasnya.
Secara keseluruhan, total pasokan bitcoin adalah fitur utama mata uang kripto yang mendorong keberlanjutan dan permintaan terhadap aset tersebut, sekaligus memastikan keunikan dan nilainya sebagai mata uang digital yang terdesentralisasi.
Elemen Utama Tokenomics
Tokenomics merupakan bagian integral dari banyak proyek blockchain dan mata uang kripto, yang mencakup elemen-elemen utama berikut:
- Pasokan token. Ini adalah jumlah awal token yang dapat dibuat dan diterbitkan dalam sebuah proyek. Pasokan token dapat terbatas ataupun tidak terbatas, tergantung pada parameter yang ditetapkan dalam proyek.
- Penggunaan token. Token dapat menjalankan berbagai fungsi dalam ekosistem proyek, seperti pembayaran layanan, voting dalam pengambilan keputusan, partisipasi dalam aplikasi terdesentralisasi, dan banyak lagi. Penggunaan token ditentukan oleh aturan dan smart contract proyek.
- Distribusi token. Proses distribusi token menentukan cara pengguna dalam memperoleh token, bisa melalui ICO (Initial Coin Offering), penambangan (mining), afiliasi, bursa, dan metode lainnya.
- Pembakaran token. Pembakaran (burning) token adalah proses penghapusan sejumlah token, sehingga mengurangi total pasokannya. Proses ini dapat digunakan untuk mengelola inflasi dan menjaga stabilitas harga token.
- Mekanisme insentif. Mekanisme ini ditujukan untuk memberikan dorongan kepada pengguna dan pemegang token atas partisipasinya dalam ekosistem proyek. Mekanisme ini dapat mencakup program reward dan insentif, diskon, penawaran kepemilikan jaringan, dan insentif partisipasi lainnya.
Elemen-elemen utama tokennomics ini memainkan peran penting dalam pengembangan proyek blockchain serta memastikan keberlanjutan dan interaksi dalam ekosistem. Penyeimbangan dan pengelolaan elemen-elemen secara tepat dapat membantu meningkatkan penerimaan pasar terhadap proyek, mendorong partisipasi pengguna, dan memastikan keberlanjutan proyek dalam jangka panjang.
Penerapan Tokenomics: Contoh Model yang Sukses
Ada banyak contoh sukses yang menerapkan tokenomics, dan berhasil mendorong pertumbuhan proyek dan menarik partisipasi komunitas. Mari kita lihat beberapa contoh sukses berikut.
Ethereum (ETH)
Ethereum adalah salah satu proyek berbasis blockchain paling terkenal yang menggunakan token ether (ETH) untuk berbagai tujuan. ETH digunakan untuk membayar biaya transaksi di jaringan Ethereum, menjalankan smart contract, berpartisipasi dalam voting protokol, dan fungsi lainnya. Model tokenomics Ethereum mendorong partisipasi peserta dan memastikan keberlanjutan jaringan.
Binance Coin (BNB)
Binance Coin adalah token yang digunakan untuk membayar biaya transaksi di bursa Binance, dan untuk berpartisipasi dalam berbagai promo dan event di platform. BNB juga menjadi salah satu mata uang kripto terkemuka berdasarkan kapitalisasi pasar, yang mencerminkan keberhasilan implementasi model tokenomics dari proyek tersebut.
Uniswap (UNI)
Uniswap adalah bursa terdesentralisasi yang menggunakan token UNI untuk mendorong likuiditas dan partisipasi pengguna dalam manajemen platform. Pemegang UNI dapat memberikan suara pada perubahan protokol, memperoleh reward atas likuiditas dalam pool yang disediakan, dan berpartisipasi dalam mekanisme ekosistem lainnya.
Aave (AAVE)
Aave adalah platform keuangan terdesentralisasi yang menggunakan token AAVE untuk voting pada manajemen protokol, pengambilan keputusan tentang perubahan, dan partisipasi dalam program reward. Model tokenomics AAVE memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan platform.
Contoh-contoh ini menunjukkan efektivitas penerapan tokenomics dalam mendorong partisipasi, pertumbuhan dan keberlanjutan proyek-proyek yang berbasis blockchain dan mata uang kripto. Contohnya, pada tahun 2022, pasar tokenisasi real estate mencapai $2,7 miliar, dan pada tahun 2032 dapat mencapai $18,2 miliar, menurut Forbes.
Penyeimbangan secara tepat di antara pasokan token, kasus penggunaan, distribusi, mekanisme insentif, dan elemen-elemen utama lainnya dari tokenomics memainkan peran penting dalam keberhasilan dan pengembangan proyek di bidang terkait.
Masa Depan Tokenomics
Salah satu aspek terpenting dari masa depan tokennomics adalah meningkatnya keragaman token dan penerapannya. Dengan berkembangnya teknologi blockchain dan smart contract, pengguna akan dapat membuat berbagai jenis token untuk berbagai tujuan, mulai dari manajemen aset dan voting hingga pembiayaan proyek dan pengembangan aplikasi yang terdesentralisasi. Hal ini akan mengarah pada munculnya bentuk-bentuk baru dari aset digital yang dapat digunakan secara luas di berbagai industri.
Aspek penting lainnya dari masa depan tokennomics adalah meningkatnya tingkat desentralisasi dan otonomi token. Berkat smart contract dan platform terdesentralisasi, token dapat berfungsi tanpa bergantung pada institusi dan kontrol terpusat, sehingga memberikan kebebasan dan transparansi yang lebih besar bagi para penggunanya. Hal ini akan memungkinkan terciptanya bentuk-bentuk baru dari organisasi, hubungan keuangan, dan interaksi di antara para peserta jaringan.
Masa depan tokennomics juga dikaitkan dengan pengembangan teknologi dan platform pengelolaan token yang baru. Para pengembang proyek blockchain terus berupaya meningkatkan kinerja, skalabilitas, dan keamanan blockchain untuk memastikan penggunaan token yang lebih efisien dan memperluas penerapannya.
Secara keseluruhan, tokennomics menjanjikan perubahan yang revolusioner dalam dunia aset digital dan teknologi blockchain. Dengan adanya potensi penciptaan dan penggunaan beragam token, peningkatan desentralisasi dan otonomi, serta pengembangan teknologi dan platform baru, kita dapat menantikan ruang ekonomi digital yang lebih efisien, transparan, dan inovatif.