Sekitar empat tahun sekali, bitcoin mengalami siklus naik dan turun, yang dapat dibagi ke dalam beberapa tahap. Halving berikutnya diprediksi akan terjadi pada bulan April 2024, sehingga sekarang akan menjadi waktu yang tepat untuk mempelajari dan mempersiapkan diri terhadap peristiwa yang akan segera datang ini. 

Apa itu halving?

Halving adalah mekanisme yang dibangun di dalam protokol bitcoin untuk mengurangi setengah dari imbalan hasil atau reward yang diperoleh oleh miner atas blok yang ditambang. Jadi, halving secara bertahap akan memperlambat emisi, yaitu perilisan koin baru.

Halving merujuk pada mekanisme deflasi, yakni untuk membatasi pasokan yang meningkat, atau setidaknya permintaan yang ada dapat memastikan peningkatan nilai mata uang kripto. Dalam artikel ini, kita akan merinci tahapan-tahapan utama dari halving

Apa saja tahapan halving BTC?

Jika Anda berinvestasi di pasar kripto, maka pemahaman akan setiap tahapan halving akan membantu Anda tidak hanya dalam menghemat modal, tetapi juga membuat investasi Anda menjadi lebih efektif. Jika mempertimbangkan data historisnya, halving dibagi menjadi lima tahapan utama.

Tahapan 1. Periode pre-halving

Setiap kenaikan akan diikuti oleh penurunan – ini adalah hukum dari siklus pasar. Pasca tiap-tiap halving, pasokan koin baru yang beredar di pasar akan berkurang tajam. Sehingga, dengan permintaan yang sama, nilai mata uang kripto menjadi meningkat.

Namun, setelah antusiasme ini, permintaan pada momen tertentu akan turun, dan kemudian disusul dengan keruntuhan harga mata uang kripto. Tidak hanya itu, penurunan nilai tukar ini dapat berlangsung hingga berbulan-bulan – periode ini dicirikan sebagai “crypto winter”, dan biasanya terjadi sampai halving berikutnya. Sebagai contoh, halving yang terjadi pada Mei 2020 sebelumnya baru bisa memunculkan bear market pada Desember 2021.

Tahapan 2. Reli menjelang halving

Bull run lokal (kenaikan harga) dimulai beberapa bulan menjelang halving. Para investor berpengalaman membeli aset sebelum media ramai membicarakannya, dan menjualnya saat berita-berita yang menggembirakan muncul.

Segala hype seputar mata uang kripto akan menarik uang baru ke pasar, tetapi setelah tingginya antusias tersebut, investasi menjadi sangat berisiko.

Tahapan 3. Pullback sebelum halving

Menjelang terjadinya halving, harga mata uang kripto dapat turun. Hal ini karena investor menaruh keraguan pada peran halving sebagai katalisator kenaikan harga.

Selain itu, kebingungan ini diperkeruh oleh sikap para miner yang tidak pasti, karena halving mengurangi profitabilitas penambangan bitcoin dan dapat membawa kerugian bagi masing-masing perusahaan yang fokus pada mining atau penjualan peralatan.

Tahapan 4. Akumulasi ulang

Pullback akan diikuti oleh periode akumulasi, yakni ketika investor merasa lelah dengan koreksi yang berkepanjangan atau pergerakan harga flat dalam rentang yang sempit. Pada periode ini, para holder bitcoin tidak akan tergesa-gesa untuk menjual atau membeli koin baru, karena arah tren ke depannya masih belum bisa diprediksi.

Biasanya, periode ini terjadi langsung setelah halving dan berjalan hingga beberapa bulan. Sentimen para investor pada tahap ini umumnya netral atau negatif. 

Tahapan 5. Tren naik secara parabola

Bull run yang sesungguhnya dimulai beberapa bulan setelah halving, ketika harga bitcoin mulai naik dengan gerakan parabola. Bull run juga dapat disebut sebagai tren naik atau uptrend.

Secara historis, pasca tiap-tiap halving, bitcoin akan memperbarui nilai tertinggi historisnya, dan kemudian siklus tersebut berulang kembali.