Meskipun industri mining berkembang pesat, dan banyak perusahaan besar berani menginvestasikan puluhan dan bahkan ratusan juta dolar dalam industri ini, risiko berinvestasi di pasar ini tetap tinggi dan juga cenderung terus meningkat.
Cantor Fitzgerald merilis sebuah laporan, yang menyebutkan bahwa 11 perusahaan mining publik akan berada di ambang kehancuran pasca halving bilamana harga bitcoin tetap berada di level $40.000.
Namun, harga bitcoin bukan merupakan satu-satunya ancaman bagi bisnis mining, yang sering kali menghadapi tantangan akibat penerapan regulasi, kondisi pasar yang tidak stabil, dan lainnya.
Apa saja faktor yang dapat menimbulkan terjadinya risiko bagi bisnis mining?
Cryptocurrency adalah pasar yang menjanjikan sekaligus masih sangat muda, yang di satu sisi, tunduk pada tekanan legislatif, dan di sisi lain, bergantung pada fluktuasi pasar aset-aset digital. Namun, faktor-faktor yang lain tetap ada. Berikut adalah rincian semua faktor yang memengaruhi pasar mining:
- Perpajakan. Lembaga-lembaga pemerintah dapat menetapkan aturan perpajakan khusus bagi para miner, dan juga misalnya, menaikkan suku bunga yang akan berdampak negatif terhadap keuntungan perusahaan-perusahaan mining.
- Peraturan hukum. Selain tekanan dari para pihak regulator, aktivitas mining juga berisiko dilarang beroperasi di wilayah yurisdiksi tertentu. Saat ini misalnya, mining secara resmi sudah dilarang di Tiongkok, Kazakhstan, Iran, Abkhazia, dan Kosovo.
- Volatilitas mata uang kripto. Harga aset-aset digital dapat naik-turun hingga puluhan persen dalam waktu yang singkat. Profitabilitas mining secara langsung bergantung pada kurs mata uang kripto.
- Kompleksitas jaringan yang terus meningkat. Desain jaringan bitcoin dapat menyebabkan peningkatan hashrate dan kompleksitas jaringan ketika miner baru ditambahkan ke dalam jaringan. Di satu sisi, mekanisme ini melindungi jaringan bitcoin dari inflasi yang tinggi dengan menghambat percepatan pembuatan koin BTC baru. Namun, di sisi lain, peningkatan kompleksitas dapat menurunkan profitabilitas mining dan membutuhkan peningkatan daya komputasi secara berkelanjutan.
- Halving. Protokol bitcoin memiliki mekanisme yang membagi reward para miner untuk setiap empat tahun. Saat ini, miner menerima 6,25 BTC untuk setiap blok yang ditambang, tetapi setelah halving–yang diperkirakan akan terjadi pada bulan April 2024–jumlah reward akan berkurang menjadi 3,125 BTC. Alhasil, bagi banyak perusahaan dan individu, mining menjadi tidak menguntungkan apabila kurs bitcoin tidak naik secara signifikan.
- Inflasi. Kenaikan harga peralatan mining tentu akan meningkatkan biaya perusahaan pada pembelian dan pemeliharaannya. Selain itu, harga peralatan dapat naik tidak hanya karena inflasi, tetapi juga karena meningkatnya permintaan, yang lazim terjadi selama periode tren bullish di pasar mata uang kripto.
- Risiko kehilangan dan kerusakan peralatan. Tak seorang pun akan terlindungi dari tindakan pencurian atau bencana alam misalnya, sedangkan di sisi lain, asuransi bisnis membebankan biaya tambahan yang tinggi.
Layakkah mining dijadikan investasi?
Sebelum menjawabnya, perkenankan kami mengingatkan kepada Anda bahwa materi ini bersifat memberikan saran, dan kami hanya menganalisis pasar, dengan merujuk pada data riset yang ada. Oleh karena itu, kami menyarankan Anda agar melakukan riset sendiri di pasar sebelum membuat keputusan investasi apa pun.
Hal yang pasti ialah periode menjelang halving, bukan merupakan periode terbaik untuk melakukan investasi ini. Namun dalam jangka panjang, banyak hal yang akan bergantung pada kurs bitcoin. Statistik menunjukkan bahwa kurs kerap terkoreksi selama beberapa bulan menjelang halving. Penyebabnya terkait dengan ketidakpastian: penurunan reward miner hingga setengahnya tetapi dengan pengeluaran yang sama dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan mining dan penjualan bitcoin secara besar-besaran.
Penurunan kurs akan berdampak negatif terhadap profitabilitas, dan selain itu, perkembangan situasinya pasca halving tidak dapat diidentifikasi secara jelas. Para pakar telah melakukan penghitungan di mana agar bisnis mining tetap menguntungkan saat memasuki bulan Mei 2024, harga bitcoin tidak boleh berada di bawah $58.500. Jika tidak, para miner berisiko mengalami kerugian yang besar, dan bahkan beberapa di antara mereka bisa menutup bisnisnya.
Semua hal ini dapat memberikan kesimpulan bahwa sekarang para miner akan mulai meningkatkan penjualan guna membangun cadangan uang tunai sebagai antisipasi bilamana BTC tak kunjung segera naik ke level $60.000, yang dapat memberikan mereka profit lagi.
Berdasarkan data CryptoQuant, pada kuartal terakhir, nilai cadangan perusahaan mining mengalami penurunan lebih dari 13.000 BTC, atau setara dengan $550 juta sesuai kurs saat ini. Jika para miner terus mengurangi cadangannya, hal ini akan menambah tekanan terhadap pasar, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan harga mata uang kripto.
Memberikan perkiraan yang pasti terkait masa depan penambangan mata uang kripto merupakan suatu hal yang sulit. Namun, kita dapat menyimpulkan bahwa penghasilan cepat dan tanpa modal besar dalam mining sekarang sudah mustahil untuk dilakukan. Selama bitcoin tetap diminati dan tidak semua koin ditambang, mining akan tetap ada, tetapi dari tahun ke tahunnya akan semakin sulit untuk dilakukan, karena kompleksitas jaringannya akan meningkat bersamaan dengan hashrate.